Ibu dari Rohingya :”Mereka Membakar Anakku…”
Selasa (19/2), tim relawan HASI yang mengantar bantuan untuk pengungsi Rohingya langsung disambut oleh mitra kerja dari NGO Permuafakatan Pulau Pinang yang konsern membantu sekitar 2000 pengungsi Rohingya di Pulau Pinang. Saat itu pula kita mendapat kabar bahwa baru saja 120 orang pengungsi Rohingya tiba di Pulau Pinang dengan perahu sederhana, para pengungsi diamankan di kantor imigrasi pemerintah Pulau Pinang Malaysia. Setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat kita mendapat data jumlah pengungsi yang baru tiba dan kebutuhan mendesak malam itu yang mereka perlukan. Kami dan NGO-NGO setempat berkumpul di kantor NGO IMAM (Islamic Medical Association of Malaysia), kita sepakat memberikan bantuan prioritas kepada 120 pengungsi yang baru tiba. Persiapan dan distribusi bantuan selesai pukul.23.30, perjalan dari kantor NGO IMAM ke lokasi pengungsi yang diamankan oleh imigrasi Malaysia memakan waktu 2 jam.
Kita berjumpa dengan perwakilan pengungsi karena tidak diizinkan menjumpai semua pengungsi, disela-sela serah terima bantuan terdapat seorang wanita pengungsi Rohingya ynag menggendong dan mendekap erat anaknya, wajahnya masih menyisakan kecemasan yang luar biasa, setelah ia berbicara dengan penerjemah kami, sang penerjemah menceritakan ia masih sangat trauma dan tak mau melepas anaknya dikarenakan, sebelum ia melarikan diri ini, rumahnya dibakar dan salah satu anaknya direbut dari tanganya oleh tentara Myanmar, lalu dilemparkan ke api yang membakar rumahnya.
Kami menyaksikan kondisi para pengungsi yang baru tiba yang sangat tidak layak, mereka berminggu-minggu terombang-ambing di laut tanpa makanan dan air, setelah tiba ditempat pengungsian mereka masih menyisakan kepedihan di wajah-wajah mereka yang sulit disembunyikan. Kisah pembakaran seorang anak ini, mungkin hanyalah contoh kecil dari kengerian yang hari ini masih berlangsung di Rohingya. Apakah kita masih pantas berdiam diri ?.
Catatan Tim HASI, Pulau Pinang, Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar