Syarat Pertama
Pantasnya orang yang meruqyah adalah seorang yang baik, shalih, kosisten (istiqomah), memelihara shalat, ibadah, dzikir-dzikir, bacaan, amal-amal shalih, banyak melakukan kebaikan, jauh dari perbuatan maksiat, bid’ah, kemungkaran-kemungkaran, dosa-dosa besar dan kecil, berusaha selalu makan yang halal, khawatir dari harta yang haram, atau syubhat, karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ
“Perbaikilah makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang do’anya terkabul” [HR Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath sebagaimana di dalam Majma Al-Bahrain 5026]
وَذَكَرَ الرِّجَلُ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ بَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّىَّ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ
“Beliau menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan jauh, (rambut) kusut, berdebu, mengulurkan tangannya ke langit seraya (berkata) wahai Rabbku, wahai Rabbku, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, diberi makanan dengan yang haram, maka bagaimana bisa dikabulkan karena hal itu” [HR Muslim kitab Az-Zakah 1015]
Makanan yang halal termasuk di antara penyebab dikabulkan do’a. Diantaranya lagi adalah tidak menentukan upah atas orang yang sakit, menjauhkan diri dari mengambil upah yang lebih dari kebutuhannya. Maka semua itu lebih mendukung kemanjuran ruqyahnya.
Syarat Kedua
Orang yang sakit meyakini bahwa Al-Qur’an adalah penawar, rahmat, dan obat yang berguna. Apabila ia ragu-ragu, maka hal itu tidak ada gunanya. Misalnya ia berkata, “Cobalah ruqyah. Jika bermanfaat, alhamdulillah dan jika tidak bermanfaat juga tidak apa-apa”. Tetapi ia harus yakin dengan mantap bahwa ayat-ayat tersebut benar-benar bermanfaat dan sesungguhnya ayat-ayat itulah yang merupakan penawar yang sebenarnya, sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka, apabila syarat-syarat ini telah terpenuhi, niscaya bermanfaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala
Menyikapi Fenomena Ruqyah Yang akhir- akhir ini kian marak di masyarakat..
Kami Peruqyah Syar'iyyah mengajak masyarakat untuk WASPADA terhadap setiap praktik Pengobatan yg mengatasnamakan RUQYAH...
Mengingat banyak TERJADI PENYIMPANGAN di lapangan, PELECEHAN SEXUAL , PENIPUAN , dan KEKERASAN yang Menimbulkan korban Jiwa ...
Seperti Judul koran pada gambar di bawah ini " YANTO TEWAS SETELAH DI RUQYAH"
Wallahi Setelah di Kroscek Ternyata Pelaku hanya MENCATUT nama RUQYAH padahal DUKUN YANG BERTOPENG sebagai seorang USTADZ...
Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita semua untuk JELI sebelum melakukan Perobatan , terlebih sebagai MUSLIM kita pun harus dapat memahami BEDA RUQYAH dengan PERDUKUNAN itu sendiri ....
Jelinya kita dalam hal ini, selain dapat terhindar dari Trik KOTOR para dukun , dengannya kita mampu MENJAGA AQIDAH kita atau saudara kita dari dosa SYIRIK yang membinasakan.
Maka disini kami paparkan BEDA RUQYAH dengan PERDUKUNAN semoga kita memahami nya.. :
1. Ruqyah Itu menggunakan ( membacakan ) Al Quranul kariim , asma Allah dan sifat - sifatNya , membacakan doa dengan bahasa Arab atau bahasa yg mudah di fahami, ( Membaca Asma Allah disini bukan mewiridkannya sekian Ratus atau ribuan kali ,kemudian berdoa , bukan begitu !!... Nabi Shallahu'alahu wassalam mengajarkan kepada kita bagaimana ber doa dengan menggunakan Asma wasifat, salah satu yg beliau Shallahualahi wassalam ajarkan adalah :
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِى ، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Ya Allâh, Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syâfi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit (lain) ( HR. Bukhori - Muslim ).
Maka Jika ada seorang yang membacakan kepada anda asmaul Husna Ratusan hingga Ribuan kali kemudian berdoa , atau membacakan kepada Anda Al Quran kemudian ditambah dengan bacaan yang anda tidak memahami bacaan tersebut WASPADA itulah salah satu TANDA PERDUKUNAN.
2. Peruqyah tidak meyakini bahwa bacaan tersebut berpengaruh dengan sendirinya melainkan atas izin ALLAH SWT , tidak mengajak pasien Untuk BERTAWAKAL kepada dirinya. Namun mengarahkan PASIEN untuk ber TAWAKAL kepada Allah. Sebaliknya para DUKUN mengarahkan Anda untuk bertawakal kepada mereka , mengancam dan menakuti- nakuti anda..
3. Peruqyah itu TIDAK BISA MENERAWANG atau dapat MELIHAT JIN. Jika ada Peruqyah Yang mengklaim diri dapat MELIHAT JIN / MENERAWANG maka di Pastikan ia adalah Seorang DUKUN.
4. Ruqyah tidak mensyariatkan anda Untuk mandi KEMBANG, Larungan , menyembelih hewan dengan ciri tertentu , merajah tubuh , memiliki pegangan , Isim , Azimat , TANGKAL , dan KHODAM dr bangsa Jin. Jika ada seorang yg menyariatkan akan hal ini dapat dipastikan dia adalah DUKUN.
5. Peruqyah tidak pernah memberikan amalan baik wirid ataupun puasa Yang tidak di perintahkan Nabi Shallahu.alaihi wassalam. Jika ada Orang yg memerintahkan anda Membaca ini dan itu ratusan hingga ribuan kali, puasa ini dan itu tanpa ada perintah Nabi Sahallahu'alaihi wassalam dapat di pastikan ia adalah seorang DUKUN.
6. Peruqyah tidak dapat mentransfer Penyakit ke Hewan atau Telor , membuka aura , atau bahkan melakukan OPERASI GHAIB. Jika anda menemui hal demikian maka itu adalah PERDUKUNAN.
7. Peruqyah tidak pernah meminta , barang bekas pakai , menanyakan nama ibu kandung tanggal lahir sebelum melakukan perobatan, jika ada seorang yg melakukan hal tersebut dapat dipastikan ia adalah Seorang DUKUN.
Allahua'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar